Rabu, 02 Januari 2008

Magic in Braga festival 2007

Jalan Braga adalah nama sebuah jalan utama di kota Bandung. Nama jalan ini cukup dikenal sejak masa pemerintahan Hindia Belanda. Sampai saat ini nama jalan tersebut tetap dipertahankan sebagai salah satu maskot dan obyek wisata kota Bandung yang dahulu dikenal sebagai Parijs van Java.

Awalnya Jalan Braga adalah sebuah jalan kecil di depan permukiman yang cukup sunyi sehingga dinamakan Jalan Culik karena cukup rawan. Pada tahun 1882 Pemerintah Kolonial memberi nama jalan pedati, pedatiweg, yang kemudian pada tahun tersebut, asisten residen Bandung, Pieter Sitjhoff, merubahnya menjadi Bragaweg. Nama yang diambil dari nama kelompok tonil yang didirikannya.


Jl. Braga tempo doeloe

Mengapa jalan Braga muncul sebagai pusat keramaian, menurut seorang saksi sejarah kota Bandung, Jan Karyadi, bermula dari keinginan Daendels yang pada 1810 meresmikan Jembatan Cikapundung. Kepada R Wiranata Kusuma (residen Priangan kala itu), di depan kantor PU sekarang, Daendels menancapkan patok seraya memberi perintah kepada sang residen. "Tahun depan sudah ada kota di sini."

Setelah mendengar titah Gubernur Jenderal Daendels tersebut, sang residen pun langsung bergegas membangun kota di sekitar patok, yang langsung didukung oleh para pengusaha berkebangsaan Belanda.

pada tahun 1900-an. Jalan Braga menjadi ramai karena banyak usahawan-usahawan terutama berkebangsaan Belanda mendirikan toko-toko, bar dan tempat hiburan di kawasan itu seperti toko Onderling Belang. Kemudian pada dasawarsa 1920-1930-an muncul toko-toko dan butik (boutique) pakaian yang mengambil model di kota Paris, Perancis yang saat itu merupakan kiblat model pakaian di dunia. Dibangunnya gedung Societeit Concordia yang digunakan untuk pertemuan para warga Bandung khususnya kalangan tuan-tuan hartawan, Hotel Savoy Homann, gedung perkantoran dan lain-lain di beberapa blok di sekitar jalan ini juga meningkatkan kemasyhuran dan keramaian jalan ini.

Sejalan dengan waktu, Jalan Braga mulai kehilangan pamornya. Namun keunikan dan kenangan atas kejayaan masa lalu masih tetap terasa. Beberapa toko dan restoran yang di masa lalu hanya bisa dikunjungi para none dan sinyo Belanda hingga kini masih tetap buka, dan siap melayani siapa saja yang berkunjung ke kawasan ini. Begitu pun bangunan-bangunan bergaya art deco masih bisa kita nikmati meski di sana-sini sudah mulai lapuk dimakan zaman.


Jl. Braga tempo doeloe

Beberapa tempat menarik yang bisa dikunjungi di Jalan Braga antara lain, Restoran Braga Permai, toko es krim Baltik (sekarang RM. Sumber Hidangan) dan toko buku Djawa. Gedung Bank Jabar yang memiliki menara serta YPK merupakan dua gedung yang menandai keunikan kawasan Braga.

Karena keunikan dan memiliki nilai sejarah yang tinggi, serta bangunan bangunan artistik yang berciri khas art deco, jalan Braga sering dijadikan latar belakang berbagai video klip anak negeri.

Dari jalan ini pula seorang Supeno a.k.a Braga Stones, seorang musisi jalanan tunanetra dengan kecapi dan harmonikanya dikenal seluruh warga Bandung sekitar tahun 70-an, bahkan namanya menjadi terkenal setelah diajak Bimbo ke dapur rekaman.

Braga Stones


Braga Festival 2007

Sejak tanggal 29 s/d tanggal 31 Desember 2007 Digelar acara budaya Braga Festival untuk ke tiga kalinya. Selama tiga hari.

Acara budaya dan pariwisata yang digelar tiap akhir tahun ini dimaksudkan untuk mengoptimalkan kapasitas Jalan Braga sebagai ikon pariwisata Kota Bandung.


Braga festival 2007

Braga Festival 2007 dibuka secara langsung oleh Danny Setiawan (Gubernur Prov. Jabar), yang dihadiri oleh HM Roeslan (Ketua DPRD Provinsi Jabar), Lex Laksamana (Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat), Budhiana (Kadisbudpar Provinsi Jabar), Dada Rosada (Walikota Bandung), Saini KM (Budayawan), serta tokoh masyarakat Bandung. Danny Setiawan dalam sambutan sekaligus pembukaan kegiatan Braga Festival 2007 mengatakan, bahwa kegiatan tersebut dalam rangka mendukung program “Visit West Java 2008” pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat. Kekayaan seni budaya dan daerah serta aset wisata Jawa Barat lainnya perlu ditingkatkan penataan, promosi, dan kegiatannya. Daerah Bandung dan sekitarnya menjadi target peningkatan jumlah wisatawan. Jalan Braga, misalnya, memiliki kekayaan sejarah arsitektur dan budaya. Oleh sebab itu, kawasan Braga dapat dijadikan sarana komersial tanpa menghilangkan nilai-nilai sejarahnya.

Braga Festival diisi dengan stand-stand pameran produk wisata kuliner, wisata belanja pakaian (clothing), wisata musik, seni rupa, fotografi, serta wisata seni budaya, baik yang tradisi seperti Topeng Rehe hingga yang kontemporer seperti modern dance.

Lokasinya meliputi penggalan jalan Braga antara Jalan Naripan dan Jalan Asia Afrika (pameran), Gedung YPK (pameran senirupa dan fotografi), dan Gedung Asia Afrika (pagelaran seni musik). Jalan jalan tersebut ditutup untuk kendaraan selama tiga hari.

Kalau di Jakarta acara seperti ini dapat dibandingkan dengan event Kemang Festival, atau jalan Jaksa Fair.

Logo KSB (Komunitas Sulap Bandung)

Yang uniknya dan untuk pertama kali, Komunitas Sulap Bandung (KSB) pimpinan H. Taufik yang baru saja terbentuk juga ikut berpartisipasi dengan membuka stand pada acara ini. Engga tanggung tanggung..KSb menurunkan sebanyak 40 lebih Bandung magician untuk saling bergantian mempertunjukan kebolehan dan menghibur pengunjung acara Seni dan budaya ini.

H. Taufik, ketua KSB - Street magic in Braga Festival 2007

H. taufik In Action


dari mulai Abu Ace Marlo - juara 2 close up magic pada Bandung Magic Competition 2007 (BMC), Joe Shandy- juara 1 parlour magic BMC, Denny Darko - juara pro close up magic WTC 2007, Stephen- juara 3 parlour magic BMC - Budi Ha Ha - juara 2 Parlour magic BMC - Novie - satu satunya female magician yang juga merebut juara tiga pada magic competiton 1 di Pantai Indah Kapuk Jakarta tahun 2006 ikut memeriahkan acara ini.

Stephen and Novie In Action


Arry Alkatiri/Arry Trionfe dan Abu Marlo
Bandung Magician in Action



Ronald and Yosep : Bandung Magician

Ronald - Jumbo Coin



Stephen and Budi Ha Ha : Bandung Magician in action


Denny Darko In Action


Denny Darko and girl friend : Bandung Magician not in action

Braga Festival tahun ini memang kurang wah dibandingkan tahun tahun lalu. Namun Justru stand KSB menyedot banyak pengunjung dan menjadi primadona event ini. Selain mempertunjukan sulap, Stand KSB juga menurunkan Tarot Reader, Alex dan Arry Alkatiri / Arry Trionfe yang juga Magican. Dari mulai acara dibuka sejak siang hari sampai malam, Stand KSB tak hentinya dibanjiri pengunjung. Ksb juga membuka kesempatan kepada pengunjung untuk menjadi member Komunitas Sulap Bandung, yang ternyata mendapat respon cukup besar. Banyak yang tertarik dan mendaftar menjadi anggota.

Magician Bandung, dari yang berstatus profesional, amatir sampai yang sekedar hobbiest semua turun memeriahkan acara ini, tanpa bayaran tentunya. karena Braga Festival diadakan di jalanan, mereka mempertunjukan keahlian sulapnya bergreliya menghampiri pengunjung, selain beraksi di tenda stand KSB dan di atas stage seadanya yang mungil di atas trotoar.

Novie - Boris -Yosep : Bandung Magician


Alex : Tarot reader


Abu Ace marlo : Pose..